Sebagai orang tua yang pernah memiliki anak yang tidak mau sekolah dan menolak untuk mengaji rasanya kiat ini cukup relate dengan kondisi yang pernah saya alami. Berikut beberapa kiat yang saya lakukan untuk menanganinya.
- Mencari Tahu Kenapa Anak Tidak Mau Pergi ke Sekolah atau Mengaji
Saya memiliki anak berusia 5 tahun yang memiliki ketakutan akan sekolah dan tidak mau mengaji. Memang saya sudah memberi pelajaran dasar tentang bagaimana cara memegang pensil, menulis hal dasar seperti membuat 'pagar', membuat 'telur', atau mengaji dengan bantuan buku iqro.
Akan tetapi, saya masih belum puas karena saya menginginkan pendidikan yang lebih baik bagi anak saya. Terlebih faktor kesibukan dalam rumah tangga membuat pengajaran pada anak lebih sering bolosnya.
Ketika saya tanyakan alasannya kenapa tidak mau belajar 'di luar', dia menjawab malu, takut, nanti haus saat belajar. Alasan klise yang sebenarnya dia sedang mengalami overthinking tentang bagaimana kehidupan sekolah.
- Diskusikan dengan Tenang Tentang Kekhawatirannya
Karena saya sudah memiliki alasan anak saya tidak mau pergi sekolah disebabkan rasa malu, saya menjawab, "Nanti perginya sama Mama, Mama temenin sampai selesai, gimana?"
Anak saya masih enggan, lalu saya jawab lagi tentang rasa takutnya, entah takut gurunya galak atau takut teman-temannya tidak suka padanya. Saya jawab lagi, "Guru-guru baik malah lebih galakan belajar sama Mama di rumah. Kalau takut haus, kita bawa minum dari rumah."
- Ajak Anak untuk Melihat-lihat Tempat Belajarnya
Jika kedua cara di atas masih mendapat respons negatif, ajak anak untuk melihat-lihat tempat belajarnya kelak. Beri tahu hal-hal menarik yang akan dia dapatkan jika belajar di sana. Seperti teman baru yang baik dan menyenangkan. Belajar bersama teman sebayanya biasanya akan meningkatkan rasa semangat berbeda ketika anak hanya belajar sendirian di rumah.
- Beri Waktu Bagi Anak untuk Mempertimbangkan
Berikan tenggat waktu bagi anak untuk berpikir dan mempersiapkan mentalnya sampai benar-benar siap, dan berikan kepercayaan bahwa kita sebagai orang tua selalu ada untuknya. Jika anak mengatakan dia mau sekali saja walaupun dia belum benar-benar siap, segera laksanakan dan dampingi anak ke tempat belajarnya sampai pelajaran selesai.
- Berikan Apresiasi Saat Anak Mengalami Kemajuan
Mengapresiasi anak saat sikapnya mulai mengalami perkembangan dapat meningkatkan rasa percaya diri anak. Bisa berupa hadiah atau berupa pelukan dan beri ucapan terima kasih karena anak sudah mau berusaha. Hal yang terkesan sederhana, namun cukup berkesan bagi anak.
Ini memang menguras tenaga dan kesabaran. Rasanya kepala mau pecah saja, dibujuk dengan cara halus tidak mempan lebih-lebih lagi dengan paksaan. Beri ketegasan, bisa berupa hukuman anak tidak boleh main gawai sampai batas waktu tertentu atau membatasi uang jajannya.
- Minta Bantuan Orang Terdekat
Kebetulan dalam kasus saya, anak saya cukup dekat dengan pamannya. Ya, pamannya yang masih duduk di bangku SD. Saya meminta adik ipar saya ini untuk mengajaknya jika akan pergi ke masjid sebagai bentuk pengenalan. Dan cara ini ternyata cukup efektif, seiring berjalannya waktu dan anak mulai mengenali lingkungannya bahwa ternyata apa yang ada dalam pikirannya selama ini tentang sekolah dan mengaji tidaklah benar.
Menghadapi anak entah anak itu hyperactive atau anak rumahan sama-sama memiliki tantangan tersendiri. Restock kesabaran para Moms, ya, jangan dibiarkan kosong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar